Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang pada dasarnya adalah strategi marketing yang di dalamnya melibatkan jaringan distribusi yang terdiri dari beberapa level distributor atau penjual.
Dalam sistem ini, seorang distributor tidak hanya akan mendapatkan keuntungan dari penjualan produknya sendiri, tetapi juga mendapatkan komisi dari penjualan yang dilakukan oleh distributor di level di bawahnya.
Dengan kata lain, setiap distributor memiliki kesempatan untuk membangun dan mengembangkan jaringannya sendiri.
Multi Level Marketing telah menjadi model bisnis yang banyak digunakan di berbagai industri, seperti kesehatan, kecantikan, dan kebutuhan rumah tangga.
Potensi penghasilan yang menarik dan fleksibilitas waktu kerja adalah beberapa alasan mengapa banyak orang tertarik untuk bergabung dengan MLM.
Lalu, bagaimana cara kerja dari medel bisnis Multi Level Marketing? Baca terus artikel di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya.
Pengertian multi level marketing
Evan Tarver dalam laman Investopedia menjelaskan bahwa Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah model bisnis yang menggunakan jaringan distribusi yang terdiri dari beberapa level penjual atau distributor untuk memasarkan produk atau layanan jasa.
Setiap distributor dalam sistem ini nantinya tidak hanya bertindak sebagai penjual, tetapi juga mereka akan merekrut distributor lain yang berada di bawahnya dalam struktur piramida.
Pendapatan seorang distributor tersebut berasal dari penjualan produk atau layanan jasa secara langsung serta dari komisi atas penjualan yang dilakukan oleh distributor yang sudah mereka rekrut.
Pada dasarnya, MLM menawarkan peluang kepada setiap individu untuk membangun dan mengembangkan jaringan distribusinya sendiri, yang umumnya dikenal sebagai downline.
Semakin besar dan produktif jaringan downline yang dimiliki seorang distributor, maka akan semakin besar juga potensi pendapatannya.
Namun, keberhasilan dalam menjalankan MLM akan sangat bergantung pada kemampuan individu dalam merekrut dan melatih anggota baru, serta menjaga hubungan yang baik dengan jaringannya.
Model bisnis MLM banyak diterapkan dalam berbagai industri, seperti kesehatan, kecantikan, dan produk kebutuhan rumah tangga.
Meskipun menawarkan potensi pendapatan yang menarik dan fleksibilitas kerja, setiap calon distributor harus bisa untuk memahami sistem dan etika yang berlaku dalam MLM agar bisa menghindari praktik bisnis yang tidak etis atau ilegal, seperti skema piramida.
Baca juga: Direct Marketing: Pengertian, Manfaat dan Berbagai Jenisnya
Jenis-jenis multi level marketing
Multi Level Marketing (MLM) memiliki berbagai jenis model yang berbeda, masing-masing memiliki cara tertentu dalam menentukan struktur komisi dan cara distribusi produknya.
Nah, berikut ini adalah beberapa jenis MLM tersebut:
1. Model binary plan
Dalam model binary, setiap distributor hanya bisa merekrut dua orang sebagai downline langsungnya, yang mana hal tersebut banyak dikenal sebagai kaki kiri dan kaki kanan.
Setiap kaki tersebut nantinya akan berkembang menjadi sub-jaringan yang lebih besar. Umumnya, komisi akan diperoleh berdasarkan keseimbangan atau volume penjualan dari kedua kaki tersebut.
2. Model unilevel plan
Model unilevel ini memungkinkan setiap distributor untuk merekrut jumlah downline tanpa batas secara langsung di level pertama.
Komisi yang akan mereka peroleh berasal dari penjualan langsung serta dari beberapa level di bawahnya, namun biasanya akan dibatasi sampai beberapa level saja.
3. Model matrix plan
Dalam model matrix, terdapat batasan pada jumlah distributor yang dapat direkrut di setiap level.
Misalnya, dalam model 3×3, seorang distributor hanya dapat memiliki tiga downline langsung dan tiga level dalam jaringannya. Mereka akan mendapatkan komisi dari penjualan pada semua level dalam matriks tersebut.
4. Model breakaway plan
Dalam model breakaway, distributor yang mencapai level tertentu atau target penjualan tertentu akan “lepas” (break away) dari jaringan upline-nya dan membentuk unit bisnis independen.
Umumnya, mereka akan mendapatkan komisi yang lebih besar di awal, namun akan menurun setelah distributor mencapai status breakaway.
5. Model hybrid plan
Model hybrid adalah gabungan dari berbagai jenis MLM untuk menciptakan struktur yang lebih fleksibel. Misalnya, perusahaan tertentu bisamenggabungkan model binary dan unilevel untuk memanfaatkan keuntungan dari kedua model tersebut.
6. Model stairstep breakaway plan
Model ini adalah variasi dari breakaway plan dimana distributor harus menaiki tangga (stairstep) berdasarkan volume penjualan untuk mencapai level tertentu.
Setiap kali distributor mencapai level tertentu, mereka akan “break away” dari upline dan komisinya akan dihitung berdasarkan level tersebut.
7. Model australian two-up plan
Dalam model ini, setiap distributor harus menyerahkan dua penjualan atau rekrut pertamanya ke upline mereka.
Setelah dua penjualan pertama berhasil, maka distributor dapat menyimpan komisi dari penjualan berikutnya dan menjadi upline untuk rekrutannya sendiri.
8. Model board plan
Model board plan terdiri dari papan (board) yang diisi oleh distributor.
Setiap papan memiliki sejumlah distributor tertentu, dan ketika papan tersebut penuh, distributor yang berada pada posisi puncak papan akan mendapatkan komisi atau hadiah dan keluar dari papan, sehingga memungkinkan distributor lainnya untuk naik ke posisi yang lebih tinggi.
Dengan memahami jenis-jenis MLM di atas, setiap calon distribitor akan lebih terbantu dalam memilih model yang paling sesuai dengan preferensi dan tujuan mereka, serta memastikan keberhasilan jangka panjang dalam menjalankan bisnis MLM.
Baca juga: 8 Fungsi Marketing Plan dan Cara Efektif Membuatnya
Cara kerja multi level marketing
Multi Level Marketing (MLM) dilakukan dengan menggabungkan penjualan produk secara langsung dan pengembangan jaringan distribusi melalui perekrutan distributor baru.
Berikut ini adalah cara kerjanya:
1. Mendaftar sebagai distributor
Seseorang yang tertarik untuk bergabung dengan MLM biasanya harus mendaftar sebagai distributor atau anggota. Proses ini sering kali mengharuskan calon distributor untuk melakukan pembayaran biaya pendaftaran dan pembelian paket produk awal.
2. Penjualan produk
Setelah bergabung, distributor bisa mulai menjual produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan MLM. Penjualan tersebut bisa dilakukan secara langsung kepada konsumen, melalui demo produk, atau online.
Distributor nantinya akan mendapatkan komisi atau margin keuntungan dari setiap penjualan yang sudah mereka lakukan.
3. Merekrut distributor baru
Selain menjual produk, distributor juga akan dituntut untuk merekrut distributor baru.
Distributor baru tersebut dikenal dengan downline, dan orang yang merekrut mereka disebut upline. Upline nantinya akan mendapatkan komisi tambahan dari penjualan yang dilakukan oleh downline-nya.
4. Mengembangkan jaringan
Setiap distributor harus berusaha mengembangkan jaringannya sendiri dengan merekrut lebih banyak downline.
Seiring dengan perkembangan jaringan tersebut, nantinya distributor dapat memperoleh komisi dari beberapa level di bawahnya, tergantung pada struktur komisi perusahaan.
5. Pelatihan dan dukungan
Perusahaan MLM biasanya akan menyediakan pelatihan dan dukungan kepada distributor untuk membantu mereka menjual produk dan merekrut anggota baru
Pelatihan tersebut bisa disediakan dalam berbagai bentuk, seperti seminar, pelatihan online, materi pemasaran, dan dukungan dari upline.
6. Komisi dan bonus
Distributor akan mendapatkan komisi dari penjualan pribadinya dan penjualan yang dilakukan oleh downline-nya.
Struktur komisi antara setiap perusahaan berbeda-beda, tetapi umumnya mencakup komisi langsung, bonus berdasarkan volume penjualan, dan insentif lainnya seperti bonus kinerja, bonus rekrutmen, dan hadiah perjalanan.
7. Peningkatan level atau peringkat
Sebagian besar perusahaan MLM memiliki sistem peringkat atau level. Distributor akan bisa naik ke level yang lebih tinggi berdasarkan kinerja penjualan dan size jaringan mereka.
Peringkat yang lebih tinggi biasanya akan mendapatkan komisi yang lebih besar, bonus tambahan, dan insentif lainnya.
8. Retensi dan duplikasi
Kunci keberhasilan dalam menjalankan kegiatan MLM adalah retensi dan duplikasi. Retensi adalah menjaga distributor agar tetap aktif dan termotivasi dalam membangun jaringan.
Sedangkan duplikasi adalah mengajarkan downline untuk mereplikasi metode sukses yang sama, sehingga jaringan tersebut akan tumbuh secara eksponensial.
9. Evaluasi performa
Distributor harus mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan jaringan mereka secara berkala. Contohnya seperti meninjau penjualan, perekrutan, dan keberhasilan pelatihan agar bisa memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengatasi tantangan yang mungkin akan terjadi.
Dengan memahami cara kerja MLM, setiap calon distributor dapat memutuskan apakah model bisnis ini sesuai dengan tujuan dan keterampilan mereka, serta mempersiapkan strategi yang lebih efektif untuk mencapai kesuksesan dalam jaringan mereka.
Baca juga: Target Market: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya
Penutup
Jadi, Multi Level Marketing (MLM) adalah model bisnis yang menggabungkan penjualan produk secara langsung dan pengembangan jaringan distribusi melalui perekrutan distributor baru.
Dengan fokus pada penjualan dan perekrutan, MLM menawarkan kepada setiap distributor untuk mendapatkan pendapatan yang menarik.
Namun, kesuksesan dalam menjalankan MLM memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem dan strategi yang efektif untuk mengelola jaringan serta memotivasi anggotanya.
Nah, program loyalitas pelanggan dari Bliss juga menerapkan prinsip-prinsip serupa dalam mengapresiasi dan memotivasi pelanggannya.
Melalui berbagai insentif dan hadiah, Bliss akan memastikan bahwa setiap pelanggan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berinteraksi dengan brand Anda.
Jika Anda tertarik untuk merasakan manfaat dari program loyalitas yang dirancang untuk memberikan pengalaman pelanggan yang optimal, coba Bliss secara gratis sekarang juga!
Caranya gampang, Anda hanya perlu mengisi form. Pendaftaran melalui link ini.
Referensi: