Pernahkah Anda membayangkan bagaimana perusahaan besar seperti Starbucks atau McDonald’s mengelola ribuan gerainya dengan standar mutu secarasempurna? Jawabannya ada pada penerapan vertical marketing system atau sistem pemasaran vertikal.
Melalui sistem tersebut, sebuah brand mampu mengontrol seluruh rantai distribusinya, mulai dari produsen hingga konsumen akhir.
Sebagai pelaku bisnis, pemahaman mendalam tentang sistem pemasaran vertikal akan membuka peluang baru dalam mengembangkan usaha Anda.
Untuk itu, ayo kita telusuri bersama berbagai tipe vertical marketing system, keunggulannya dalam menciptakan business efficiency, serta cara menerapkannya dalam skala bisnis Anda.
Simak artikel berikut ini hingga selesai untuk mengetahui rahasia di balik kesuksesan perusahaan global dalam menerapkan sistem pemasaran vertikal!
Apa itu sistem pemasaran vertikal?
Sistem pemasaran vertikal atau Vertical Marketing System (VMS) merupakan struktur distribusi terpadu dimana seluruh anggota channel marketing bekerja sebagai satu kesatuan sistem.
Dalam pendekatan pemasaran tradisional, setiap level distribusi – seperti produsen, distributor, dan pengecer – beroperasi secara terpisah agar bisa memaksimalkan keuntungannya masing-masing.
Namun, VMS mengubah paradigma tersebut dengan menciptakan kolaborasi yang terintegrasi antara semua pihak.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management” (2016), VMS muncul sebagai solusi untuk mengatasi konflik dan ketidakefisienan dalam saluran distribusi konvensional.
Sistem pemasaran vertikal memungkinkan Anda sebagai pelaku bisnis untuk memiliki kendali penuh atas proses distribusi produk, mulai dari tahap produksi hingga penjualan ke konsumen akhir.
Dalam jurnal “International Journal of Business and Management” (2023), dijelaskan bahwa VMS memiliki karakteristik utama berupa koordinasi dan sinkronisasi aktivitas pemasaran di berbagai tingkat distribusi.
Setiap anggota yang terdapat dalam channel distribusi memiliki peran dan tanggung jawab spesifik, namun tetap bergerak dengan satu arah dan tujuan bersama.
VMS dapat dianalogikan seperti sebuah orkestra, dimana setiap pemain musik memainkan instrumen yang berbeda tetapi menghasilkan harmoni sempurna di bawah arahan seorang konduktor.
Dalam konteks bisnis, konduktor tersebut biasanya adalah perusahaan dominan atau channel captain yang umumnya produsen atau peritel besar dengan kemampuan mengatur dan mengontrol seluruh aktivitas anggota saluran distribusi.
Dengan mengimplementasikan VMS, Anda dapat mencapai tingkat efisiensi operasional yang lebih tinggi karena adanya standarisasi proses, pengurangan biaya transaksi, dan minimalisasi konflik antar anggota channel.
Sistem tersebut juga akan membantu menciptakan pengalaman konsisten bagi pelanggan di setiap titik kontak dengan brand Anda.
Baca juga: Sistem Pemasaran Horizontal: Pengertian, Keunggulan, dan Penerapannya
Keunggulan sistem pemasaran vertikal
1. Meningkatkan efisiensi operasional
Menerapkan Vertical Marketing System (VMS) memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan seluruh proses distribusi. Melalui kontrol yang terpusat, perusahaan dapat mengurangi pemborosan waktu dan sumber daya.
Koordinasi antar level distribusi akan menjadi lebih cepat karena keputusan dibuat dalam satu sistem yang terintegrasi.
2. Menghemat biaya secara maksimal
Sistem pemasaran vertikal mampu memberikan peluang penghematan biaya melalui skala ekonomi. Anda dapat menekan biaya operasional dengan menghilangkan duplikasi pekerjaan antar level distribusi.
Penggunaan teknologi dan sistem informasi bersama juga akan membantu menghemat pengeluaran dalam jangka panjang.
3. Menambah kekuatan negosiasi
Perusahaan dalam VMS memiliki posisi tawar yang lebih kuat saat berhadapan dengan pihak eksternal.
Gabungan kekuatan seluruh anggota channel distribusi akan menciptakan bargaining power superior dalam negosiasi dengan pemasok atau mitra bisnis lainnya.
4. Menjaga konsistensi brand
Kontrol yang terpusat di dalam VMS akan memastikan konsistensi pesan dan brand image di setiap titik distribusi.
Anda dapat mempertahankan standar kualitas layanan yang seragam, mulai dari produsen hingga pengecer. Pengalaman pelanggan juga akan menjadi lebih terprediksi dan memuaskan.
5. Meminimalisir konflik
Sistem pemasaran vertikal mampu mengurangi potensi konflik antar anggota saluran distribusi. Setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dengan tujuan bersama.
Channel conflict dapat diminimalisir karena adanya koordinasi yang terpusat.
6. Respons pasar yang lebih cepat
VMS memungkinkan Anda untuk merespons perubahan pasar dengan lebih gesit. Informasi dari konsumen dapat mengalir secara cepat ke seluruh level distribusi. Penyesuaian strategi pemasaran ini dapat dilakukan secara serentak di semua tingkatan.
7. Fokus pada spesialisasi
Setiap anggota saluran dapat fokus pada kompetensi utamanya. Produsen berkonsentrasi pada pembuatan produk berkualitas, distributor pada logistik efisien, dan pengecer pada customer service yang prima.
Spesialisasi ini akan menciptakan keunggulan kompetitif secara kolektif.
8. Inovasi terdistribusi secara merata
Penemuan dan perbaikan di satu level dapat dengan mudah diterapkan di seluruh sistem. Anda bisa menyebarkan praktik terbaik dan inovasi secara merata ke semua anggota saluran, sehingga akan menciptakan peningkatan performa secara menyeluruh.
9. Mengembangkan kapabilitas bersama
Anggota VMS dapat saling berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk mengembangkan kemampuannya. Program pelatihan, teknologi, dan sistem informasi dapat dimanfaatkan bersama, sehingga akan meningkatkan kapabilitas pada seluruh jaringan distribusi.
Baca juga: Promotion Mix: Pengertian dan Strategi Mengelolanya
Cara menerapkan sistem pemasaran vertikal
1. Analisis model bisnis saat ini
Mulailah dengan memetakan struktur bisnis Anda. Perhatikan alur distribusi produk dari produsen ke konsumen akhir.
Catat setiap titik kontak dan identifikasi peluang perbaikan dalam rantai distribusi di dalamnya. Dokumentasikan semua pain points beserta solusi potensialnya.
2. Memilih tipe VMS yang sesuai
Tentukanlah model Vertical Marketing System yang paling sesuai: corporate, contractual, atau administered. Setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda.
Corporate VMS cocok bila Anda ingin kendali penuh, contractual untuk kemitraan formal, sedangkan administered lebih fleksibel dengan koordinasi yang longgar.
3. Membuat struktur organisasi
Buatlah struktur organisasi baru yang mendukung sistem vertikal. Buat pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas antar level.
Tetapkan mekanisme koordinasi dan reporting line. Pastikan setiap posisi memahami perannya dalam sistem baru.
4. Standardisasi prosedur operasional
Kembangkanlah Standard Operating Procedures (SOP) untuk seluruh aktivitas distribusi. Rincikan tahapan kerja dari hulu ke hilir. Sertakan standar kualitas, waktu respons, dan metrik performa. Dokumentasikan dalam manual prosedur yang lengkap.
5. Implementasi sistem informasi yang terpadu
Terapkanlah platform teknologi yang mampu mendukung integrasi vertikal. Pilihlah sistem yang mampu menghubungkan semua level distribusi.
Pastikan fitur tersebut mencakup inventory management, order processing, dan performance tracking. Latih juga personel Anda dalam menggunakan sistem baru.
6. Mengembangkan program pelatihan
Siapkanlah materi pelatihan yang komprehensif untuk semua level. Di dalamnya harus mencakup pemahaman pada sistem baru, prosedur operasional, dan penggunaan teknologi.
Lakukanlah pelatihan bertahap dan evaluasi pemahaman peserta secara berkala.
7. Membentuk tim koordinasi
Bentuklah tim khusus untuk mengawasi transisi ke sistem vertikal. Pilihlah anggota dari berbagai level distribusi. Berikan wewenang menyelesaikan masalah dan membuat keputusan secara cepat. Tetapkanlah jadwal pertemuan secara rutin untuk evaluasi progres.
8. Mengukur performa sistem
Tetapkanlah Key Performance Indicators (KPI) yang mengukur keberhasilan sistem. Monitor metrik seperti kecepatan distribusi, efisiensi biaya, dan kepuasan pelanggan. Lakukan evaluasi secara berkala dan penyesuaian berdasarkan data performa.
9. Optimalisasi berkelanjutan
Lakukanlah perbaikan secara terus-menerus dalam sistem. Kumpulkan masukan dari semua level distribusi. Identifikasi area akan membutuhkan peningkatan. Terapkanlah solusi perbaikan secara sistematis dan terukur.
10. Mengelola hubungan dengan mitra
Jalinlah komunikasi yang efektif dengan semua mitra distribusi. Lakukan juga pertemuan secara rutin untuk membahas kendala dan peluang.
Ciptakan juga mekanisme feedback yang bisa memudahkan pertukaran informasi. Merawat hubungan baik seperti ini akan mendukung kelancaran sistem.
Baca juga: Brand Preference: Pengertian dan Cara Meningkatkannya
Penutup
Sistem pemasaran vertikal terbukti mampu membawa transformasi besar dalam cara Anda mengelola distribusi produk.
Melalui pendekatan yang terintegrasi, sistem ini akan menghubungkan produsen, distributor, dan pengecer dalam satu alur koordinasi.
Penerapan Vertical Marketing System (VMS) memungkinkan Anda untuk mengontrol seluruh proses distribusi yang akan menjamin kualitas layanan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Keberhasilan implementasi VMS bergantung pada pemilihan model yang tepat, struktur organisasi yang jelas, dan dukungan teknologi yang memadai.
Standardisasi prosedur, pelatihan personel, dan koordinasi antar level menjadi kunci kesuksesan sistem. Pengukuran performa melalui KPI akan membantu Anda dalam memantau dan meningkatkan kinerja secara teratur.
Bicara soal peningkatan kinerja bisnis, Bliss hadir sebagai solusi program loyalitas pelanggan terdepan. Platform all-in-one ini akan membantu Anda dalam mengelola hubungan pelanggan yang lebih personal dan efektif.
Fitur reward system Bliss juga bisa disesuaikan dengan karakteristik bisnis Anda, sehingga akan mendorong pembelian berulang dan meningkatkan customer retention.
Ayo rasakan sendiri manfaat Bliss untuk bisnis Anda dengan klik link ini dan daftarkan bisnis Anda sekarang juga!
Referensi: