Akhir-akhir ini, negative marketing menjadi fenomena menarik di tengah ketatnya persaingan dunia bisnis.
Mungkin Anda pernah mendengar bagaimana sebuah brand menjelek-jelekkan kompetitornya atau menyebarkan cerita yang kurang baik tentang produk kompetitornya?
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membongkar semua misteri tentang negative marketing – mulai dari seluk beluknya hingga dampaknya terhadap reputasi bisnis.
Mari kita telusuri bersama mengapa teknik marketing kontroversial ini masih digunakan oleh berbagai perusahaan, meski berisiko tinggi bagi brand image.
Jadi, baca terus terus artikel ini sampai akhir, karena Anda akan menemukan fakta-fakta mengejutkan tentang bagaimana negative marketing dapat mengubah persepsi konsumen dan lanskap bisnis secara keseluruhan.
Pengertian negative marketing
Negative marketing adalah metode marketing dimana sebuah bisnis atau brand mencoba meningkatkan pangsa pasarnya dengan menonjolkan kelemahan, kekurangan, atau aspek negatif dari pesaing mereka.
Metode negative marketing bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung melalui perbandingan produk, layanan, atau fitur dengan kompetitor.
Saat menerapkan negative marketing, sebuah brand akan berusaha mempengaruhi persepsi konsumen dengan cara membangun citra negatif terhadap produk pesaing.
Pendekatan ini berbeda dengan teknik marketing konvensional karena berfokus pada kelemahan kompetitor, bukan pada keunggulan produk sendiri.
Menurut artikel dari Harvard Business Review, negative marketing dapat memberikan dampak yang lebih kuat dalam membentuk opini publik dibandingkan kampanye positif.
Namun, Anda perlu berhati-hati karena pendekatan ini berisiko tinggi dan dapat memicu serangan balik dari pesaing atau menimbulkan sentimen negatif dari masyarakat.
Referensi lain dari Journal of Marketing Research juga menunjukkan bahwa negative marketing mampu menciptakan dampak psikologis lebih dalam pada konsumen, meski etika penggunaannya masih diperdebatkan dalam komunitas bisnis.
Baca juga: Ilusi Optik Marketing: Seni Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Dampak negative marketing pada bisnis
1. Menurunnya brand reputation
Penerapan negative marketing dapat menciptakan persepsi buruk terhadap brand Anda. Konsumen sering menilai sebuah brand berdasarkan cara mereka berkompetisi.
Menyerang kompetitor secara langsung bisa membuat brand Anda terlihat tidak profesional dan kurang beretika dalam berbisnis.
2. Hilangnya kepercayaan pelanggan
Ketika Anda menggunakan negative marketing, pelanggan potensial kemungkinan akan meragukan kredibilitas informasi dari brand Anda.
Mereka bisa menganggap kampanye negatif sebagai bentuk ketidakmampuan bersaing secara sehat, sehingga akan menurunkan tingkat kepercayaan terhadap produk atau layanan Anda.
3. Serangan balik kompetitor
Negative marketing bisa memicu perang iklan atau kampanye balasan dari pesaing. Situasi tersebut dapat berkembang menjadi siklus yang tidak sehat dimana setiap pihak saling menjatuhkan, sehingga akan merugikan semua brand yang terlibat dalam persaingan tersebut.
4. Masalah hukum
Menerapkan negative marketing juga berisiko menghadapi tuntutan hukum, terutama jika informasi negatif dianggap tersebut sebagai pencemaran nama baik atau pelanggaran undang-undang persaingan usaha.
Biaya legal dan denda ini dapat membebani keuangan perusahaan Anda.
5. Penurunan penjualan
Meski tujuan awal negative marketing adalah meningkatkan penjualan, dampak jangka panjangnya justru bisa menurunkan performa bisnis Anda.
Konsumen akan lebih cenderung menghindari brand dengan reputasi yang buruk dalam etika bisnis dan persaingan yang tidak sehat.
6. Tekanan pada tim internal
Negative marketing dapat memengaruhi moral karyawan dan tim marketing Anda. Mereka kemungkinan akan merasa tidak nyaman mempromosikan konten negatif tentang kompetitor, sehingga akan berdampak pada produktivitas dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Baca juga: Visual Marketing: Rahasia Sukses Branding di Era Digital
Kenapa negative marketing masih banyak digunakan?
1. Hasil yang cepat dalam jangka pendek
Metode negative marketing seringkali menghasilkan dampak yang instan pada penjualan. Ketika konsumen melihat kelemahan kompetitor, mereka akan cenderung beralih mencari alternatif produk lain.
Situasi tersebut akan membuat beberapa pelaku bisnis tergoda menggunakan teknik pemasaran negatif ini.
2. Biaya yang relatif rendah
Menciptakan konten negative marketing membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibanding membangun kampanye positif.
Pelaku bisnis tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk riset atau pengembangan konten berkualitas, cukup dengan menonjolkan kekurangan pesaing saja.
3. Mudah menarik perhatian
Konten negatif cenderung lebih cepat menyebar di media sosial dan marketplace. Sifat manusia secara alami akan tertarik pada informasi kontroversial atau skandal, sehingga hal tersebut membuat negative marketing lebih mudah viral dan dibicarakan banyak orang.
4. Persaingan pasar yang ketat
Tingkat kompetisi bisnis makin meningkat setiap tahunnya. Beberapa perusahaan yang merasa terdesak akan menggunakan negative marketing sebagai jalan pintas merebut pasar, terutama saat menghadapi pesaing dengan resource yang lebih besar.
5. Kurangnya edukasi marketing ethics
Banyak pelaku bisnis belum memahami akan pentingnya etika dalam menjalankan promosi. Mereka hanya fokus pada hasil jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak buruk negative marketing pada reputasi dan keberlanjutan bisnisnya.
6. Contoh sukses di masa lalu
Beberapa kasus negative marketing berhasil meningkatkan awareness dan penjualan. Kesuksesan tersebut sering dijadikan acuan, meski sebenarnya tidak menjamin keberhasilan serupa di masa sekarang dengan konsumen yang semakin kritis.
7. Tekanan target penjualan
Tuntutan dalam mencapai target dalam waktu yang singkat kadang membuat tim marketing mengambil jalan pintas. Negative marketing dianggap cara cepat dalam mencapai objektif bisnis, meski berisiko tinggi bagi perusahaan Anda.
Baca juga: AI Marketing: Sahabat Baru Para Marketer di Era Digital
Penutup
Negative marketing masih sering dipilih pelaku bisnis karena dianggap memberikan hasil cepat dengan biaya rendah.
Metode tersebut memanfaatkan kecenderungan manusia yang tertarik pada konten kontroversial, terutama di era persaingan pasar ketat. Namun, pendekatan negatif bisa merusak reputasi jangka panjang bisnis Anda.
Sebagai alternatif, Anda bisa membangun hubungan positif dengan pelanggan melalui program customer loyalty berkualitas. Platform Bliss hadir sebagai solusi lengkap untuk mengelola loyalitas pelanggan secara profesional.
Melalui Bliss, Anda dapat menciptakan program reward points yang menarik, menjalankan sistem referral secara otomatis, menganalisis perilaku pelanggan melalui dashboard yang intuitif, dan meningkatkan engagement dengan gamification
Program loyalitas pelanggan terbukti lebih efektif dibanding negative marketing dalam membangun bisnis jangka panjang.
Kabar menariknya, Bliss menawarkan fitur premium gratis hari ini juga untuk Anda. Jadi, ayo daftarkan bisnis Anda sekarang dengan klik link ini dan rasakan kemudahan mengelola program loyalitas pelanggan secara digital.
Referensi: