7 Manfaat A/B Testing dalam Marketing dan Cara Mengukurnya

oleh Ibnu Ismail Ditinjau Baskara Aji | Agu 7, 2024 | Marketing

source envato.

Promo Gabung Beta Program

Jalin loyalitas dengan pelangganmu.

Join Beta Program

Anda pernah mendengar tentang A/B testing? Kalau belum, jangan khawatir! Kita akan bersama membahasnya.

A/B testing itu sebenarnya cara menarik yang bisa membuat strategi marketing Anda semakin efektif.

Bayangkan saja, Anda bisa mengetahui persis apa yang membuat customer Anda klik, beli, atau bahkan jadi fans berat produk Anda. Menarik, kan?

Nah, di artikel ini, kita akan mempelajari tentang bagaimana A/B testing bisa menjadi senjata rahasia Anda dalam dunia marketing yang semakin kompetitif. Siap-siap saja, karena tips dan trik yang akan Anda dapatkan di sini bisa meningkatkan conversion rate Anda!

Pengertian A/B testing

Pengertian A/B testing

ilustrasi a/b testing. source envato

Jadi, A/B testing adalah cara luar biasa yang bisa Anda gunakan untuk membandingkan dua versi berbeda dari sesuatu, biasanya dalam konteks digital marketing.

Sederhananya, Anda membuat dua versi, misalnya versi A dan versi B, terus melihat mana yang lebih baik hasilnya.

Nah, menurut Neil Patel, A/B testing atau kadang disebut juga split testing adalah strategi marketing yang membandingkan dua versi konten yang beda.

Tujuannya adalah untuk mengetahui yang paling terbaik.

Misalnya, Anda memiliki website toko online. Anda bisa membuat dua versi halaman produk yang beda, terus lihat mana yang membuat orang lebih banyak klik “Beli”. Luar biasa, kan?

Tapi A/B testing tidak hanya untuk website doang. Anda bisa menggunakan metode ini untuk menguji banyak hal dalam digital marketing, seperti:

  1. Email marketing
  2. Iklan online
  3. Aplikasi mobile
  4. Dan masih banyak lagi!

Yang jelas, dengan A/B testing, Anda tidak perlu menebak-nebak lagi. Anda mempunyai data yang konkret untuk menentukan strategi marketing yang paling ampuh.

Selain itu, Wikipedia juga menjelaskan bahwa A/B testing adalah eksperimen yang dirandomisasi, biasanya melibatkan dua varian (A dan B). Tapi bisa juga lebih dari dua, tergantung kebutuhan Anda.

Intinya, A/B testing itu adalah cara menarik untuk Anda yang ingin tahu pasti apa yang membuat customer Anda klik, beli, atau bahkan jadi fans berat produk Anda.

Jadi, daripada hanya nebak-nebak, akan lebih baik bila Anda mencoba A/B testing. Siapa tahu conversion rate Anda bisa naik drastis!

Baca juga: Push Marketing: Keunggulan dan Strategi Ampuh Menjalankannya

Manfaat A/B Testing

Manfaat A/B Testing

ilustrasi a/b testing. source envato

1. Meningkatkan conversion rate

A/B testing bisa membantu Anda meningkatkan conversion rate. Caranya, Anda bisa coba-coba elemen yang berbeda di website atau campaign marketing Anda, terus lihatlah mana yang membuat orang lebih sering klik “Beli” atau “Daftar”.

Misal, Anda ubah warna tombol dari merah jadi hijau, namun ternyata yang hijau lebih banyak klik.

2. Mengambil keputusan berdasarkan data

Dengan A/B testing, Anda tidak perlu lagi menebak-nebak atau berdasarkan feeling saja. Sekarang Anda mempunyai data konkret untuk menentukan keputusan.

Jadi, ketika sedang rapat bersama tim atau bos, Anda bisa mengatakan, “Berdasarkan hasil A/B testing, desain ini yang paling efektif.” Menarik, kan?

3. Optimasi user experience

A/B testing juga bisa membantu Anda membuat pengalaman pengguna jadi lebih baik.

Anda bisa mencoba berbagai layout, desain, atau fitur, terus melihat mana yang membuat user betah dan senang menggunakan produk atau website Anda.

Hasilnya? User experience yang lebih baik dan customer yang lebih happy!

4. Meningkatkan ROI marketing

Siapa sih yang tidak ingin ROI marketing-nya naik? Nah, dengan A/B testing, Anda bisa mengetahui dengan baik mana strategi yang worth it dan mana yang hanya buang-buang uang.

Jadi, budget marketing Anda bisa akan lebih efisien dan hasilnya akan lebih maksimal. Uang hemat, hasil melimpah!

5. Minimalisasi risiko

Ingin launching produk baru atau fitur baru tapi takut gagal? A/B testing bisa jadi solusinya! Anda bisa tes terlebih dahulu dalam skala kecil sebelum full launch.

Jadi, kalaupun ada yang kurang baik, Anda masih bisa menyesuaikannya tanpa mengalami kerugian besar.

6. Pemahaman lebih baik tentang audiens

A/B testing seperti layaknya Anda berbicara langsung dengan customer.

Dari hasil tes, Anda bisa mengetahui apa yang mereka suka, apa yang membuat mereka tertarik, bahkan apa yang membuat mereka malas. Informasi ini sangat penting untuk bisnis Anda!

7. Meningkatkan engagement

Terakhir, A/B testing bisa membantu Anda dalam meningkatkan engagement.

Bayangkan saja, Anda bisa mengetahui konten seperti apa yang membuat orang betah baca, video mana yang paling banyak ditonton, atau email seperti apa yang paling sering dibuka.

Hasilnya? Audiens yang lebih engaged dan loyal dengan brand Anda.

Baca juga: Panduan Lengkap Menerapkan Integrated Marketing untuk Bisnis Anda

Bagaimana cara mengukur keberhasilan dari hasil A/B testing?

Bagaimana cara mengukur keberhasilan dari hasil A/B testing?

ilustrasi a/b testing. source envato

1. Conversion rate

Inilah yang paling sering digunakan untuk mengukur keberhasilan A/B testing. Conversion rate adalah persentase pengunjung yang melakukan aksi yang Anda inginkan, misalnya beli produk atau daftar newsletter.

Cara menghitungnya adalah dengan menjumlahkan orang yang melakukan aksi dibagi total pengunjung, lalu dikali 100%. Misal, dari 1000 pengunjung, 50 orang beli produk Anda.

Berarti conversion rate-nya 5%. Nah, kalau setelah A/B testing angkanya naik jadi 7%, berarti testing Anda sukses!

2. Click-Through Rate (CTR)

CTR adalah mengukur seberapa sering orang klik link atau tombol tertentu. Hal tersebut sangat penting banget untuk memeriksa efektivitas CTA (Call-to-Action) Anda.

Misalnya, Anda sedang tes dua versi judul email. Versi mana yang membuat lebih banyak orang klik link di dalamnya? Nah, hal tersebut bisa terlihat dari CTR-nya.

3. Bounce rate

Bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung pergi dari website Anda tanpa klik apapun.

Kalau bounce rate turun setelah A/B testing, berarti perubahan yang Anda lakukan berhasil membuat orang lebih betah di website Anda.

4. Time on page

Metrik ini akan mengukur berapa lama rata-rata orang menghabiskan waktu di halaman tertentu. Kalau waktu yang dihabiskan makin lama setelah A/B testing, berarti konten atau desain baru Anda lebih menarik perhatian pengunjung.

Tapi ingat, konteksnya sangat penting. Untuk halaman checkout misalnya, waktu yang lebih singkat justru bisa jadi tanda positif.

5. Revenue per Visitor (RPV)

RPV akan menghitung rata-rata pendapatan yang dihasilkan dari setiap pengunjung. RPV adalah metric yang sangat baik untuk e-commerce.

Cara menghitungnya adalah total revenue dibagi jumlah pengunjung. Kalau RPV Anda meningkat setelah A/B testing, berarti perubahan yang Anda lakukan berhasil membuat orang lebih banyak berbelanja!

6. Customer Lifetime Value (CLV)

CLV adalah nilai total yang diharapkan dari seorang customer selama dia jadi pelanggan Anda.

Metric ini memang membutuhkan waktu lebih lama untuk diukur, tapi bisa memberikan insight yang mendalam tentang dampak jangka panjang dari perubahan yang Anda lakukan lewat A/B testing.

7. Net Promoter Score (NPS)

NPS akan mengukur seberapa mungkin customer Anda akan merekomendasikan produk atau layanan Anda ke orang lain.

NPS bisa jadi indikator yang bagus untuk memeriksa apakah perubahan dari A/B testing berpengaruh pada kepuasan customer secara keseluruhan.

8. Statistical significance

Terakhir, jangan lupa juga untuk memeriksa statistical significance dari hasil A/B testing Anda. Hal tersebut sangat penting untuk memastikan kalau perbedaan yang Anda lihat memang hasil dari perubahan yang Anda lakukan, bukan cuma kebetulan.

Biasanya, level confidence minimal 95% sudah cukup untuk dianggap signifikan secara statistik.

Nah, itulah 8 cara untuk mengukur keberhasilan A/B testing Anda. Ingat, tidak semua metric ini harus Anda gunakan secara sekaligus.

Pilihlah yang paling relevan dengan tujuan bisnis Anda. Lalu, jangan lupa untuk selalu memeriksa hasilnya secara konsisten. Dengan begitu, Anda bisa terus melakukan improve dan membuat bisnis Anda makin berkembang!

Baca juga: Moment Marketing: Pengertian, Manfaat dan Cara Menerapkannya

Penutup

A/B testing sebenarnya adalah metode yang luar biasa yang bisa membantu Anda untuk mem-boost-ing bisnis Anda ke level yang lebih tinggi.

Dari mulai meningkatkan conversion rate, membuat keputusan berdasarkan data, hingga meningkatkan engagement customer, A/B testing bisa jadi game-changer untuk strategi marketing Anda.

Yang penting, Anda harus konsisten mengukur hasilnya dengan menggunakan metric yang tepat, seperti conversion rate, CTR, atau bahkan NPS.

Nah, berbicara tentang meningkatkan engagement dan loyalitas customer, Anda sudah dengar tentang Bliss?

Bliss adalah platform loyalty program yang bisa bantu Anda menjalankan A/B testing untuk program loyalitas Anda.

Dengan Bliss, Anda bisa mencoba berbagai jenis reward, poin sistem, atau bahkan desain kartu member, terus melihat mana yang paling membuat customer Anda happy. Hasilnya? Customer yang lebih loyal dan revenue yang naik terus!

Penasaran bagaimana Bliss bisa membantu bisnis Anda? Ayo, coba sekarang juga dengan klik link ini dan rasakan sendiri bagaimana Bliss bisa membuat customer Anda makin cinta dengan bisnis Anda!

Referensi:

Artikel Terkait

Bergabung dengan Bliss Sekarang

Jalin hubungan yang lebih baik dengan pelanggan Anda, tingkatkan kesuksesan dan keuntungan pada bisnis Anda