Pengertian Sales Pipeline, Tahapan dan Cara Efektif Membuatnya

oleh Ibnu Ismail | Agu 8, 2024 | Bisnis

source envato.

Promo Gabung Beta Program

Jalin loyalitas dengan pelangganmu.

Join Beta Program

Untuk Anda yang ingin sukses dalam dunia penjualan, Anda harus bisa memahami sales pipeline dengan baik. Sederhananya, sales pipeline adalah gambaran visual dari proses penjualan Anda, mulai dari prospek pertama kali tertarik sampai akhirnya jadi pelanggan tetap.

Dengan mengelola sales pipeline dengan baik, Anda bisa memantau perkembangan setiap prospek, mengidentifikasi peluang, dan mengoptimalkan strategi penjualan.

Terlebih lagi, mempunyai sales pipeline yang terstruktur dan efisien akan membuat tim sales Anda jadi lebih produktif dan fokus pada target yang tepat.

Jadi, ayo kita bahas lebih dalam tentang cara membangun dan mengelola sales pipeline yang efektif!

Pengertian lengkap tentang sales pipeline

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sales pipeline adalah gambaran keseluruhan dari proses penjualan Anda, mulai dari menemukan prospek hingga akhirnya deal dan jadi pelanggan.

Jadi, sales pipeline terdiri dari beberapa tahap yang berbeda. Biasanya dimulai dari tahap prospek atau leads, kemudian masuk ke tahap kualifikasi di mana Anda memeriksa apakah mereka punya potensi untuk jadi pelanggan.

Setelah itu, Anda mulai melakukan pendekatan atau pitching, diikuti dengan negosiasi, dan akhirnya penutupan atau closing.

Terkadang juga ada tahap after-sales untuk memastikan kepuasan pelanggan dan mungkin bisa jadi repeat customers.

Menurut HubSpot, mengelola sales pipeline dengan baik sangat penting untuk memastikan setiap prospek diikuti dengan tepat dan tidak ada yang terlewat. Dengan begitu, Anda bisa memprediksi pendapatan dan kinerja tim sales secara lebih akurat.

Jadi, intinya sales pipeline akan membantu Anda untuk lebih terorganisir dan fokus dalam mencapai target penjualan.

Dengan visualisasi yang jelas, Anda akan lebih mudah untuk melihat mana prospek yang butuh perhatian lebih, dan mana yang sudah siap untuk deal.

Baca juga: Sales Order: Pengertian, Manfaat dan Proses di Dalamnya

Tahapan yang terdapat dalam sales pipeline

1. Lead generation

Tahap pertama dalam sales pipeline adalah lead generation, di mana Anda harus mencari dan mengumpulkan informasi tentang calon pelanggan potensial.

Hal tersebut bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti campaign marketing, media sosial, acara networking, atau referral dari pelanggan yang sudah ada.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin prospek yang mungkin tertarik dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan.

2. Lead qualification

Setelah mendapatkan prospek, langkah berikutnya adalah lead qualification. Pada tahap ini, Anda harus mengevaluasi apakah prospek tersebut memiliki potensi untuk menjadi pelanggan atau tidak.

Anda bisa menilai berdasarkan beberapa kriteria seperti kebutuhan mereka, anggaran, timeline, dan seberapa cocok produk atau jasa Anda dengan masalah yang mereka hadapi.

Lead yang memenuhi kriteria ini akan lanjut ke tahap berikutnya.

3. Initial contact

Pada tahap initial contact, Anda mulai berkomunikasi dengan prospek melalui berbagai channel, seperti email, telepon, atau pertemuan langsung.

Tujuannya adalah untuk mengenalkan diri Anda dan perusahaan, serta memberikan gambaran umum tentang produk atau jasa yang Anda tawarkan.

Dalam hal ini Anda harus bisa membangun hubungan yang baik dan menunjukkan bahwa Anda memahami kebutuhan mereka.

4. Needs assessment

Selanjutnya adalah tahap needs assessment. Di sini, Anda harus menggali lebih dalam untuk memahami kebutuhan dan tantangan spesifik yang dihadapi prospek.

Anda bisa melakukan ini dengan mengajukan pertanyaan yang tepat dan mendengarkan mereka dengan seksama. Informasi yang Anda dapatkan akan membantu Anda untuk menyesuaikan penawaran Anda agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

5. Proposal

Setelah memahami kebutuhan prospek, Anda bisa menyusun proposal yang menjelaskan bagaimana produk atau jasa Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Proposal ini biasanya mencakup detail tentang produk atau jasa, harga, dan manfaat yang akan diperoleh prospek. Pastikan proposal Anda jelas dan menarik agar prospek tertarik untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

6. Negotiation

Di tahap negosiasi, Anda dan prospek akan membahas detail proposal secara lebih lanjut. Di dalamnya bisa mencakup diskusi tentang harga, syarat dan ketentuan, serta hal-hal lain yang perlu disepakati sebelum deal.

Tujuan Anda adalah untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bersikap fleksibel dan terbuka untuk kompromi adalah kunci sukses di tahap ini.

7. Closing

Setelah mencapai kesepakatan, tahap berikutnya adalah closing. Di sini, Anda akan menyelesaikan transaksi dan prospek resmi menjadi pelanggan.

Di dalamnya akan melibatkan penandatanganan kontrak, pembayaran, atau langkah-langkah administratif lainnya. Pastikan semua detail sudah jelas dan pelanggan puas dengan kesepakatan yang telah dibuat.

8. Post-sale follow-up

Tahap terakhir dalam sales pipeline adalah post-sale follow-up. Setelah deal selesai, Anda harus tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Anda bisa melakukannya dengan menindaklanjuti kepuasan mereka, memberikan dukungan atau layanan tambahan, dan mencari peluang untuk penjualan ulang atau referral.

Pelanggan yang puas bisa menjadi sumber referral yang berharga dan berpotensi untuk penjualan di masa depan.

Dengan memahami dan mengikuti setiap tahap dalam sales pipeline ini, Anda bisa lebih terstruktur dan efisien dalam menjalankan proses penjualan, serta meningkatkan peluang untuk mencapai target penjualan Anda.

Baca juga: 5 Perbedaan Sales dan Marketing yang Harus Anda Ketahui

Cara efektif membuat sales pipeline

1. Tentukan tahapan dalam sales pipeline

Langkah pertama untuk membuat sales pipeline yang efektif adalah menentukan tahapan yang jelas.

Setiap bisnis mungkin mempunyai tahapan yang sedikit berbeda, tapi umumnya mencakup lead generation, lead qualification, initial contact, needs assessment, proposal, negotiation, closing, dan post-sale follow-up.

Tentukan tahapan mana saja yang paling relevan untuk proses penjualan Anda.

2. Gunakan CRM (Customer Relationship Management) software

Menggunakan CRM software bisa sangat membantu dalam mengelola sales pipeline Anda. CRM akan memudahkan Anda untuk melacak setiap prospek, menyimpan informasi penting, dan melihat di mana posisi mereka dalam pipeline.

Pilihlah CRM yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda dan pastikan semua anggota tim sales menggunakan sistem tersebut dengan konsisten.

3. Definisikan kriteria kualifikasi

Agar sales pipeline Anda berjalan dengan lancar, Anda harus memiliki kriteria kualifikasi yang jelas. Tentukan apa saja yang membuat seorang lead memenuhi syarat untuk masuk ke tahap berikutnya.

Misalnya, apakah mereka punya anggaran yang cukup? Apakah mereka memiliki kebutuhan yang sesuai dengan produk atau jasa Anda? Kriteria ini akan membantu Anda untuk fokus pada lead yang paling potensial.

4. Buat proses yang terstandarisasi

Standarisasi proses penjualan Anda sehingga semua anggota tim sales bisa mengikuti langkah-langkah yang sama. Seperti mencakup bagaimana cara menghubungi prospek, apa saja yang harus ditanyakan saat needs assessment, dan bagaimana cara menyusun proposal.

Dengan proses yang terstandarisasi, Anda bisa memastikan kualitas penjualan yang konsisten dan meningkatkan efisiensi tim.

5. Pantau dan analisis sales pipeline secara berkala

Selalu pantau dan analisis sales pipeline Anda secara berkala. Gunakanlah data dari CRM untuk melihat di mana prospek cenderung berhenti atau mengalami hambatan.

Dengan analisis ini, Anda bisa mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan membuat perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki proses penjualan.

6. Latih tim sales Anda

Pastikan tim sales Anda mendapatkan pelatihan yang memadai tentang bagaimana cara mengelola sales pipeline dengan efektif.

Berikanlah mereka pemahaman yang mendalam tentang setiap tahapan dalam pipeline dan bagaimana cara mengatasi hambatan yang mungkin mereka temui.

Pelatihan yang baik akan membantu tim Anda bekerja lebih efisien dan mencapai hasil yang lebih baik.

7. Gunakan data untuk mengambil keputusan

Manfaatkanlah data yang Anda kumpulkan dari sales pipeline untuk membuat keputusan yang lebih baik. Data tersebut bisa memberikan informasi tentang apa yang bekerja dengan baik dan apa yang kurang, serta membantu Anda menyesuaikan strategi penjualan Anda.

Dengan pendekatan yang berbasis data, Anda bisa terus meningkatkan proses penjualan dan mencapai target yang lebih tinggi.

8. Berikan dukungan dan tindak lanjut yang baik

Jangan lupa juga untuk selalu memberikan dukungan dan tindak lanjut yang baik setelah closing. Hal ini sangat penting untuk memastikan kepuasan pelanggan dan membuka peluang untuk repeat sales atau referral.

Pelanggan yang puas akan lebih mungkin merekomendasikan produk atau jasa Anda kepada orang lain, sehingga akan meningkatkan peluang penjualan di masa depan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa membuat sales pipeline yang lebih efektif dan efisien, yang akan membantu Anda mencapai target penjualan dengan lebih mudah.

Cobalah untuk selalu evaluasi dan perbaiki proses Anda berdasarkan hasil yang Anda dapatkan untuk terus berkembang.

Baca juga: Sales Advocate: Pengertian, Fungsi dan Cara Mencari Sales Advocate yang Tepat

Penutup

Dari penjelasan tentang sales pipeline di atas, bisa disimpulkan bahwa memiliki sales pipeline yang terstruktur dan efektif sangat penting untuk kesuksesan dalam penjualan.

Dengan memahami setiap tahapan dalam pipeline, menggunakan CRM software, mendefinisikan kriteria kualifikasi, dan melatih tim sales dengan baik, Anda bisa mengelola prospek dengan lebih baik dan meningkatkan peluang untuk closing.

Selain itu, pemantauan dan analisis berkala akan membantu Anda dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data.

Nah, berbicara tentang peningkatan penjualan, program loyalitas pelanggan juga tidak kalah penting. Bliss menawarkan program loyalitas pelanggan yang bisa membantu Anda dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan setelah closing.

Dengan Bliss, Anda bisa memberikan rewards kepada pelanggan setia, yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan mereka tapi juga membuka peluang untuk repeat sales dan referral.

Yuk, coba Bliss sekarang juga dan rasakan sendiri manfaatnya! Klik di sini untuk mencoba Bliss secara gratis dan mulailah membangun loyalitas pelanggan yang lebih erat hari ini.

Referensi:

Ibnu Ismail

Seorang penulis dan konsultan yang berfokus pada strategi pemasaran dan pengelolaan hubungan pelanggan. Dengan lebih dari satu dekade pengalaman di industri pemasaran, penulis ini telah membantu berbagai perusahaan unutk meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pendekatan yang inovatif dan fokus pada pelanggan.

Artikel Terkait

Bergabung dengan Bliss Sekarang

Jalin hubungan yang lebih baik dengan pelanggan Anda, tingkatkan kesuksesan dan keuntungan pada bisnis Anda