Pernahkah Anda mendengar istilah B2B dalam percakapan bisnis? Business to Business atau B2B menjadi model bisnis yang semakin banyak digunakan di era digital saat ini.
Berbeda dengan B2C (Business to Consumer) yang langsung menyasar konsumen akhir, model B2B fokus pada transaksi antar perusahaan atau organisasi bisnis.
Di artikel ini, kita akan mempelajari bersama tentang cara kerja B2B, keuntungannya, hingga tips praktis memulai bisnis B2B dari nol.
Pengertian model bisnis B2B
Business to Business (B2B) merupakan model bisnis yang melakukan transaksi produk atau jasa antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Berbeda dengan B2C yang langsung menjual ke konsumen akhir, B2B memiliki target pasar berupa entitas bisnis, organisasi, atau institusi yang membutuhkan produk/jasa untuk menjalankan operasional mereka.
Pada praktiknya, model B2B dapat Anda temui dalam berbagai bentuk seperti produsen yang menjual bahan baku ke pabrik, distributor yang memasok barang ke toko retail, atau perusahaan jasa yang menyediakan layanan software untuk keperluan bisnis lain.
Proses pengambilan keputusan dalam B2B umumnya lebih panjang karena melibatkan beberapa pihak dan pertimbangan bisnis yang lebih kompleks.
Model B2B juga memiliki karakteristik berupa nilai transaksi yang lebih besar, hubungan jangka panjang antar pelaku bisnis, dan kebutuhan akan layanan purna jual yang lebih intensif.
Menurut laporan dari Statista, nilai transaksi B2B global diprediksi mencapai $18.7 triliun pada tahun 2027, yang mana hal tersebut menunjukkan besarnya potensi pasar di sektor ini.
Baca juga: 5 Business Model yang Bisa Membuat Bisnis Anda Sustainable di Era Digital
Kelebihan model bisnis B2B
1. Nilai transaksi lebih besar
Model B2B memungkinkan Anda mendapatkan nilai transaksi yang lebih tinggi dibanding B2C. Perusahaan-perusahaan biasanya akan membeli dalam jumlah besar dan rutin, yang akan menciptakan aliran pendapatan yang lebih stabil.
2. Hubungan bisnis jangka panjang
Customer lifetime value dalam B2B cenderung lebih tinggi karena perusahaan mencari supplier atau mitra jangka panjang. Setelah terjalin kepercayaan, klien B2B akan terus melakukan pembelian berulang selama layanan Anda memuaskan.
3. Permintaan lebih terprediksi
Purchasing pattern pelaku B2B lebih mudah diprediksi karena biasanya akan mengikuti jadwal dan anggaran yang telah direncanakan. Hal ini akan membantu Anda mengatur inventori dan arus kas dengan lebih baik.
4. Target market yang spesifik
Pasar B2B memiliki target yang lebih fokus dan terukur. Anda bisa mengoptimalkan kegiatan pemasaran Anda pada sekelompok pembuat keputusan bisnis yang spesifik, sehingga akan menghemat biaya marketing dibanding menargetkannya pada pasar konsumen umum.
5. Lebih rasional dalam membuat keputusan
Proses pembelian B2B lebih rasional dan berbasis data, tidak terlalu dipengaruhi faktor emosional. Keputusan dibuat berdasarkan value proposition dan return on investment yang jelas.
Baca juga: Tips Ampuh Meraih Competitive Advantage untuk Bisnis Anda
Cara efektif memulai bisnis B2B
1. Riset pasar dan identifikasi kebutuhan
Memulai bisnis B2B membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pasar. Oleh karena itu, lakukanlah riset untuk menemukan pain points yang belum terpecahkan di target industri Anda. Manfaatkanlah juga market research tools, wawancara dengan pelaku industri, dan analisis kompetitor untuk mengumpulkan data yang akurat.
2. Bangun proposisi nilai yang jelas
Value proposition Anda harus menjelaskan bagaimana produk atau jasa Anda dapat menyelesaikan masalah bisnis klien. Untuk itu, fokuslah pada manfaat nyata seperti meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau meningkatkan produktivitas.
3. Kembangkan professional online presence
Website profesional dan profil LinkedIn yang aktif menjadi keharusan dalam model bisnis B2B. Pastikan online presence Anda mencerminkan kredibilitas dan keahlian di bidang yang Anda tawarkan. Lengkapi juga dengan portfolio, testimoni, dan studi kasus keberhasilan.
4. Bangun networking dan partnership
Networking menjadi kunci sukses di bisnis B2B. Hadirilah business events, bergabung dengan asosiasi industri, dan manfaatkanlah platform professional networking. Jalin juga hubungan dengan decision makers potensial sejak awal.
5. Optimalkan lead generation
Gunakanlah kombinasi metode digital marketing seperti content marketing, email marketing, dan LinkedIn ads untuk menghasilkan leads yang berkualitas. Fokuslah pada konten edukatif yang bisa membantu prospect memahami solusi Anda.
6. Siapkan tim sales profesional
Tim sales B2B membutuhkan keahlian khusus. Pastikan tim Anda memahami produk secara teknis dan mampu berkomunikasi efektif dengan pelaku bisnis. Berikan juga pelatihan secara regular untuk meningkatkan kemampuan negosiasi dan closing.
7. Implementasikan CRM yang tepat
Customer Relationship Management (CRM) akan membantu Anda mengelola leads dan pelanggan secara efektif. Pilihlah sistem CRM yang sesuai dengan skala bisnis dan integrasikan dengan proses penjualan Anda.
Penutup
Model bisnis Business to Business (B2B) menawarkan peluang yang menjanjikan dengan nilai transaksi lebih besar dan hubungan bisnis jangka panjang.
Melalui penjelasan di atas, kita telah mempelajari bersama bahwa kesuksesan B2B terletak pada kemampuan mengidentifikasi kebutuhan pasar, membangun value proposition yang tepat, dan mengelola hubungan pelanggan secara profesional.
Berbicara tentang mengelola hubungan pelanggan, Anda pasti membutuhkan sistem yang dapat membantu mengoptimalkan loyalitas pelanggan B2B.
Platform Bliss hadir sebagai solusi dengan fitur program loyalitas yang disesuaikan khusus untuk kebutuhan bisnis B2B. Melalui Bliss, Anda dapat mengelola reward points, memberikan insentif pembelian, dan menganalisis perilaku pelanggan bisnis secara akurat.
Kabar baiknya, Anda bisa mencoba Bliss secara gratis sekarang juga dengan mendaftarkan bisnis Anda di sini.
Referensi: