Apakah Anda seorang pebisnis yang ingin melindungi perusahaan dari bencana tak terduga? Jangan khawatir, disaster recovery plan adalah solusinya!
Bayangkan saja, tiba-tiba server Anda mati total atau kantor Anda kebanjiran.
Tanpa persiapan yang matang, bisnis Anda bisa lumpuh dalam sekejap. Nah, disinilah pentingnya memiliki rencana pemulihan bencana yang solid.
Dengan disaster recovery plan, Anda bisa tidur nyenyak karena tahu bahwa data dan operasional bisnis Anda aman, bahkan saat hal-hal buruk terjadi.
Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang mengapa Anda sebagai pebisnis sangat memerlukan strategi ini dan bagaimana cara membuatnya secara efektif.
Apa itu disaster recovery plan?
Sebagai pebisnis, Anda pasti ingin bisnis Anda selalu aman dan lancar. Nah, disinilah disaster recovery plan jadi superhero untuk Anda!
Sederhananya, disaster recovery plan adalah strategi jitu yang Anda siapkan untuk menghadapi situasi darurat yang bisa mengganggu operasional bisnis Anda.
Bayangkan saja, tiba-tiba server Anda kena serangan hacker atau kantor Anda kebanjiran.
Nah, dengan disaster recovery plan, Anda sudah mempunyai “jurus rahasia” untuk cepat-cepat pulihkan data dan sistem penting perusahaan kalau ada masalah.
Intinya, disaster recovery plan itu seperti asuransi digital untuk bisnis Anda. Tujuannya agar Anda bisa tetap jalankan bisnis dengan lancar, bahkan ketika ada masalah yang tidak terduga.
Jadi, Anda tidak perlu panik kalau tiba-tiba ada bencana atau gangguan teknologi yang bikin bisnis Anda terancam mandek.
Dengan mempunyai disaster recovery plan yang mantap, Anda bisa tidur lebih nyenyak karena tahu kalau data dan operasional bisnis Anda aman, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun.
Baca juga: Business Continuity Plan: Kunci Sukses Bisnis Di Era Ketidakpastian
Jenis-jenis disaster recovery plan
Disaster Recovery Plan (DRP) adalah strategi dan prosedur yang dirancang untuk membantu organisasi memulihkan operasional bisnis dan IT setelah terjadinya bencana.
Ada beberapa jenis disaster recovery plan, masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi dan jenis bencana yang mungkin terjadi.
Berikut ini adalah jenis-jenis utama dari DRP:
1. Data Center Disaster Recovery Plan
- Tujuan: Melindungi infrastruktur fisik, seperti server, jaringan, dan perangkat keras di pusat data.
- Cakupan: Fokus pada pemulihan data dan operasional dari pusat data, termasuk cadangan dan replikasi server di lokasi berbeda.
- Langkah: Mencakup mitigasi risiko, pemeliharaan perangkat keras, dan proses pemulihan server.
2. Cloud Disaster Recovery Plan
- Tujuan: Memastikan ketersediaan data dan aplikasi berbasis cloud.
- Cakupan: Mencakup strategi pemulihan data dan aplikasi yang disimpan di lingkungan cloud (seperti Amazon AWS, Microsoft Azure).
- Langkah: Penggunaan cloud backup dan pemulihan data dari cloud dalam skenario bencana, baik yang berdampak pada infrastruktur fisik maupun jaringan cloud.
3. Virtualized Disaster Recovery Plan
- Tujuan: Memanfaatkan virtualisasi untuk mempercepat proses pemulihan setelah bencana.
- Cakupan: Mencakup penggunaan mesin virtual (VM) yang bisa dipindahkan dan di-restore ke lokasi fisik atau cloud.
- Langkah: Backup VM dan memulihkan aplikasi dari snapshot VM yang ada, sehingga mengurangi waktu downtime.
4. Network Disaster Recovery Plan
- Tujuan: Melindungi infrastruktur jaringan dan memastikan konektivitas tetap tersedia selama bencana.
- Cakupan: Mengelola dan memulihkan jaringan komputer, termasuk perangkat jaringan seperti router, switch, dan firewall.
- Langkah: Melibatkan backup konfigurasi jaringan, cadangan hardware, dan rencana pemulihan jaringan untuk memulihkan komunikasi dan akses data.
5. Business Continuity Plan (BCP)
- Tujuan: Memastikan kelangsungan operasional bisnis saat terjadi gangguan besar atau bencana.
- Cakupan: Fokus pada bagaimana bisnis tetap berjalan selama dan setelah bencana, mencakup aspek non-IT seperti operasional dan sumber daya manusia.
- Langkah: Menyusun strategi untuk pemulihan cepat dengan mengidentifikasi proses bisnis kritis dan sumber daya alternatif.
6. Operational Disaster Recovery Plan
- Tujuan: Mengatasi gangguan operasional yang dapat terjadi akibat bencana.
- Cakupan: Melibatkan pemulihan sistem yang terkait dengan proses fisik dan operasional bisnis.
- Langkah: Mencakup penilaian risiko terhadap proses operasional, perencanaan pengganti peralatan dan sumber daya.
Manfaat disaster recovery plan
1. Menjaga kelangsungan bisnis
Bayangkan saja, tiba-tiba server Anda mati total atau kantor Anda kebanjiran.
Dengan disaster recovery plan, Anda sudah mempunyai “jurus rahasia” untuk cepat-cepat pulihkan data dan sistem penting perusahaan.
Jadi, bisnis Anda tetap bisa jalan lancar, meski sedang ada masalah yang tidak terduga.
2. Melindungi reputasi perusahaan
Pelanggan Anda pasti akan kecewa kalau tiba-tiba layanan Anda terganggu. Nah, dengan disaster recovery plan, Anda bisa meminimalkan downtime dan cepat-cepat pulihkan layanan.
Ini artinya, Anda bisa jaga kepercayaan pelanggan dan reputasi perusahaan tetap baik.
3. Menghemat biaya jangka panjang
Membuat disaster recovery plan memang membutuhkan investasi. Tapi pikirkanlah kembali, berapa banyak uang yang bisa hilang kalau bisnis Anda lumpuh karena bencana?
Dengan mempunyai rencana yang matang, Anda bisa mengurangi kerugian finansial akibat gangguan operasional. Jadi, ini adalah investasi yang sangat worth it untuk jangka panjang.
4. Meningkatkan keamanan data
Di era digital seperti sekarang, data adalah aset yang sangat berharga untuk bisnis.
Disaster recovery plan tidak hanya membantu Anda memulihkan data ketika ada masalah, tapi juga membuat data Anda lebih aman dari ancaman cyber.
Jadi, Anda bisa tidur lebih nyenyak karena tahu data penting perusahaan aman sentosa.
5. Mematuhi regulasi dan standar industri
Banyak industri yang mempunyai aturan ketat tentang perlindungan data dan kelangsungan bisnis.
Dengan mempunyai disaster recovery plan yang solid, Anda sudah selangkah lebih maju dalam mematuhi regulasi ini.
Hal tersebut bisa membantu Anda menghindari denda atau sanksi, sekaligus meningkatkan kepercayaan stakeholder.
Baca juga: Takut Bisnis Gagal? Business Contingency Plan Adalah Penyelamatmu
Cara membuat disaster recovery plan
1. Analisis risiko dan dampak
Pertama-tama, Anda perlu tahu apa ancaman yang mungkin menimpa bisnis Anda. Cobalah identifikasi semua risiko potensial, mulai dari bencana alam sampai serangan siber.
Lalu, pikirkan juga dampaknya pada operasional bisnis Anda. Dengan begitu, Anda bisa prioritaskan mana yang paling penting untuk ditangani lebih dulu.
2. Tentukan tujuan pemulihan
Sekarang, Anda perlu menentukan target waktu pemulihan (RTO) dan titik pemulihan (RPO) yang realistis untuk bisnis Anda.
RTO adalah berapa lama Anda bisa bertahan tanpa sistem, sementara RPO itu adalah seberapa banyak data yang rela Anda korbankan.
Ingat ya, semakin cepat dan sedikit, semakin mahal biayanya. Jadi, sesuaikanlah dengan budget Anda.
3. Buatlah strategi backup dan pemulihan
Nah, inilah yang paling penting. Anda harus mempunyai rencana backup yang jelas. Inging menggunakan cloud, hardware tambahan, atau kombinasi keduanya?
Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda. Oh ya, jangan lupa juga untuk membuat prosedur pemulihan yang detail untuk setiap skenario bencana.
4. Susun tim tanggap darurat
Anda tidak akan bisa menangani semuanya sendirian. Untuk itu, bentuklah tim khusus yang akan menangani situasi darurat.
Pastikan setiap anggota tim tahu peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Buatlah juga daftar kontak darurat yang lengkap, agar mudah dihubungi ketika genting.
5. Dokumentasikan semua dengan jelas
Tulislah semua rencana Anda dengan detail dan jelas. Mulai dari prosedur evakuasi, cara akses sistem cadangan, hingga langkah-langkah pemulihan.
Simpan dokumennya di tempat yang aman dan mudah diakses, baik secara fisik maupun digital.
6. Latihan dan uji coba rutin
Jangan hanya bikin rencana saja, tapi praktekanlah. Adakan simulasi dan uji coba secara rutin, minimal setahun sekali.
Hal tersebut sangat penting untuk memastikan semua orang tahu apa yang harus dilakukan ketika ada masalah. Plus, Anda bisa melihat mana bagian dari rencana yang perlu diperbaiki.
7. Update dan evaluasi secara berkala
Bisnis Anda pasti berkembang terus. Nah, disaster recovery plan juga harus ikut berkembang.
Review dan update rencana Anda secara berkala, minimal setahun sekali atau setiap ada perubahan signifikan di bisnis Anda. Dengan begitu, rencana Anda selalu relevan dan efektif.
Contoh disaster recovery plan
Disaster Recovery plan Pt XYZ
1. Pendahuluan
- Nama Organisasi: PT XYZ
- Tanggal Penyusunan: 5 Oktober 2024
- Tujuan: DRP ini disusun untuk memastikan pemulihan operasional PT XYZ dalam waktu sesingkat mungkin setelah terjadinya bencana atau gangguan serius. Fokus utama adalah pemulihan sistem IT, data, dan proses bisnis kritis.
2. Ruang Lingkup
- Rencana ini mencakup pemulihan sistem IT, aplikasi bisnis, pusat data, jaringan, dan komunikasi penting.
- DRP ini juga mencakup pemulihan layanan internal dan eksternal yang diperlukan untuk menjalankan operasional PT XYZ.
3. Tim Disaster Recovery
- Koordinator Utama: Manajer IT, Pak Andi
- Tim Teknis: Tim infrastruktur, sistem aplikasi, dan jaringan.
- Kontak Darurat: Layanan dukungan pihak ketiga (penyedia cloud, penyedia backup, dsb).
4. Risiko Potensial
- Gangguan Sistem IT: Server down, pemadaman listrik, atau kerusakan hardware.
- Bencana Alam: Banjir, kebakaran, gempa bumi.
- Serangan Siber: Malware, ransomware, atau pencurian data.
5. Komponen Penting yang Harus Dilindungi
- Pusat Data: Server fisik dan virtual.
- Aplikasi Kritis: ERP, CRM, sistem keuangan, e-mail perusahaan.
- Jaringan dan Infrastruktur: Router, switch, firewall, konektivitas internet.
- Data Penting: Data pelanggan, transaksi keuangan, database operasional.
6. Langkah-Langkah Pemulihan
A. Backup Data
- Frekuensi Backup: Setiap hari (harian) untuk semua data operasional, dengan backup bulanan untuk arsip lama.
- Lokasi Backup: Backup data dilakukan ke pusat data sekunder di lokasi berbeda (cloud-based backup).
- Verifikasi Backup: Setiap minggu dilakukan uji verifikasi integritas backup.
B. Pemulihan Pusat Data
- Identifikasi Gangguan: Lakukan analisis cepat terkait penyebab gangguan (misalnya, kerusakan hardware atau bencana fisik).
- Aktivasi Server Cadangan: Jika terjadi kerusakan pada server utama, aktifkan server cadangan di pusat data sekunder.
- Pemulihan Aplikasi: Aplikasi penting seperti ERP, CRM, dan sistem akuntansi dipulihkan dari cadangan di pusat data sekunder.
- Koordinasi Tim: Manajer IT dan tim teknis mengawasi proses pemulihan dan memastikan sistem berjalan normal.
C. Pemulihan Jaringan
- Identifikasi Gangguan Jaringan: Jika terjadi masalah jaringan, tim jaringan memeriksa switch, router, dan firewall.
- Pemulihan Koneksi: Menggunakan perangkat cadangan jika perlu. Tim IT memastikan ketersediaan internet untuk semua kantor cabang.
- Komunikasi Karyawan: Memastikan email dan platform komunikasi internal kembali normal dalam waktu 24 jam.
D. Pemulihan Setelah Serangan Siber
- Isolasi Sistem Terkena Malware: Segera cabut perangkat yang terinfeksi dari jaringan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Restorasi dari Backup: Data dan sistem dipulihkan dari backup terbaru yang tidak terinfeksi.
- Pemulihan Akses Sistem: Akses aplikasi dipulihkan setelah sistem diverifikasi bebas dari ancaman.
7. Uji Coba dan Latihan Pemulihan
- Frekuensi Uji Coba: Dua kali setahun, PT XYZ melakukan simulasi pemulihan bencana untuk memastikan DRP dapat berjalan dengan baik.
- Evaluasi Hasil Uji Coba: Setiap uji coba akan dievaluasi untuk mengidentifikasi kelemahan dan meningkatkan prosedur.
8. Prosedur Pelaporan Bencana
- Langkah 1: Koordinator tim segera menginformasikan kepada manajemen eksekutif dan tim teknis setelah terjadinya insiden.
- Langkah 2: Tim teknis mulai melaksanakan DRP dengan koordinasi penuh.
- Langkah 3: Laporan final tentang hasil pemulihan disampaikan kepada manajemen setelah sistem berhasil dipulihkan.
9. Dokumentasi dan Tinjauan Berkala
- DRP akan ditinjau dan diperbarui setiap tahun untuk memastikan relevansi dengan kondisi terbaru dan teknologi yang digunakan oleh PT XYZ.
Dengan DRP ini, PT XYZ siap menghadapi berbagai skenario bencana untuk memastikan operasional bisnis tetap berjalan dengan gangguan minimal.
Baca juga: Cara Membuat Sales Plan yang Mampu Mengubah Target Menjadi Realitas
Penutup
Nah, sekarang Anda sudah paham kan betapa pentingnya disaster recovery plan untuk bisnis Anda?
Intinya, dengan mempunyai rencana yang matang, Anda bisa memastikan bisnis tetap jalan lancar meski ada masalah tak terduga.
Tapi, jangan lupa, selain menjaga kelangsungan bisnis, Anda juga perlu menjaga loyalitas pelanggan Anda.
Berbicara tentang loyalitas pelanggan, Anda sudah dengar tentang Bliss? Ini adalah program loyalty yang bisa bantu Anda membuat pelanggan semakin setia dengan bisnis Anda.
seperti disaster recovery plan yang melindungi bisnis Anda dari bencana, Bliss juga bisa “melindungi” Anda dari kehilangan pelanggan.
Dengan Bliss, Anda bisa membuat program rewards untuk pelanggan. Mereka akan semakin senang belanja di tempat Anda, dan pastinya akan kembali lagi.
Jadi, selain bisnis Anda aman dari ancaman bencana, pelanggan Anda juga akan setia.
Penasaran kan gimana Bliss bisa bantu bisnis Anda? Yuk, coba sekarang juga! Klik link ini untuk daftar gratis dan mulai bikin pelanggan Anda semakin loyal. Ayo, jangan sampai ketinggalan kesempatan emas ini!
Referensi: