Pernahkah Anda membeli produk langsung dari sebuah brand atau toko online? Tanpa sadar, Anda sudah menjadi bagian dari model bisnis Business to Consumer (B2C).
Model bisnis ini menjadi semakin banyak diterapkan seiring dengan pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia. Sebagai pemilik bisnis, memahami seluk-beluk B2C bisa membuka peluang untuk memperluas market dan meningkatkan revenue perusahaan Anda.
Di artikel ini, kita akan membahas semua hal yang perlu Anda ketahui tentang model B2C, mulai dari pengertian, keunggulan, hingga tips sukses menjalankannya.
Untuk itu, pastikan Anda membaca artikel ini sampai akhir untuk mendapatkan gambaran lengkap cara membangun bisnis B2C yang menguntungkan!
Pengertian model bisnis B2C
Model bisnis Business to Consumer (B2C) merupakan jenis bisnis yang menghubungkan perusahaan langsung dengan konsumen akhir.
Melalui model ini, Anda sebagai pebisnis dapat menjual produk atau jasa tanpa melalui perantara atau middleman.
Sebagai contoh, ketika Anda berbelanja di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee, membeli kopi di Starbucks, atau memesan makanan melalui food delivery seperti GoFood – semua transaksi tersebut termasuk dalam kategori B2C.
Model bisnis ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan produk atau layanan secara langsung dari penyedia.
Menurut riset dari Bank Indonesia, transaksi B2C di Indonesia mencapai Rp 429,1 triliun pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan besarnya potensi pasar B2C di tanah air.
Model B2C sendiri semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital dan perubahan perilaku konsumen yang menginginkan kemudahan dalam berbelanja.
Kehadiran internet telah mengubah lanskap B2C menjadi lebih dinamis dengan munculnya berbagai platform e-commerce. Hal ini membuat bisnis B2C tidak lagi terbatas pada toko fisik saja, tetapi juga merambah ke dunia digital melalui website, aplikasi mobile, dan media sosial.
Baca juga: Model Bisnis B2B: Pengertian, Kelebihan, dan Cara Menjalankannya
Kelebihan model bisnis B2C
1. Memiliki kendali penuh atas customer experience
Melalui model B2C, Anda memiliki kontrol langsung terhadap pengalaman pelanggan. Mulai dari proses pemesanan, pembayaran, hingga pelayanan purna jual dapat Anda atur sesuai standar bisnis.
Menurut riset McKinsey, 70% pengalaman berbelanja konsumen ditentukan oleh cara mereka diperlakukan.
2. Margin keuntungan lebih besar
Tanpa perantara dalam rantai distribusi, Anda bisa menetapkan harga yang lebih kompetitif sambil tetap mendapatkan profit margin yang optimal.
Berdasarkan data dari Deloitte, bisnis B2C dapat menghemat 20-30% biaya distribusi dibandingkan model tradisional.
3. Real-time feedback dari konsumen
Model B2C memungkinkan Anda untuk mendapatkan masukan langsung dari pelanggan. Feedback ini sangat berguna untuk pengembangan produk dan layanan yang lebih baik.
Data dari HubSpot menunjukkan bahwa 93% konsumen lebih menyukai brand yang transparan dan responsif.
4. Peluang cross-selling dan up-selling
Interaksi langsung dengan konsumen akan membuka kesempatan untuk menawarkan produk terkait (cross-selling) atau produk dengan nilai lebih tinggi (up-selling). Teknik ini dapat meningkatkan nilai transaksi rata-rata hingga 30%.
Baca juga: 5 Business Model yang Bisa Membuat Bisnis Anda Sustainable di Era Digital
Cara efektif memulai bisnis B2C
1. Lakukan riset target market
Memahami kebutuhan dan perilaku konsumen menjadi kunci sukses dalam menjalani bisnis B2C. Riset Nielsen menunjukkan bahwa 76% konsumen Indonesia aktif mencari informasi produk secara online sebelum membeli.
Untuk itu, Anda perlu mengidentifikasi pain points dan preferensi target pasar melalui survei atau analisis data.
2. Bangun brand identity yang kuat
Brand yang menarik akan membantu Anda menonjol di tengah persaingan. Menurut studi dari Sirclo, 65% konsumen Indonesia lebih memilih berbelanja dari brand yang memiliki identitas jelas dan nilai yang sesuai dengan mereka.
Jadi, mulailah dengan menciptakan logo, pilihan warna, dan tone of voice yang konsisten.
3. Optimalkan digital presence
Platform digital menjadi sarana utama dalam bisnis B2C modern. Anda bisa memulai dengan membuat website yang mobile-friendly dan akun media sosial yang aktif.
Data Google menunjukkan bahwa 73% pencarian online di Indonesia dilakukan melalui perangkat mobile.
4. Sediakan sistem pembayaran yang beragam
Kemudahan pembayaran sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Bank Indonesia mencatat ada peningkatan 41.3% penggunaan pembayaran digital pada 2022.
Jadi, integrasikanlah berbagai metode pembayaran seperti e-wallet, transfer bank, dan pay later.
5. Fokus pada customer service
Layanan pelanggan yang responsif menjadi pembeda bisnis Anda. Zendesk melaporkan bahwa 89% konsumen lebih loyal pada brand dengan layanan pelanggan yang baik.
Siapkanlah tim customer service yang terlatih dan sistem penanganan keluhan yang efisien.
Baca juga: Tips Ampuh Meraih Competitive Advantage untuk Bisnis Anda
Penutup
Model bisnis Business to Consumer (B2C) telah menjadi pilihan utama bagi banyak pebisnis di era digital seperti saat ini. Di atas kita sudah mempelajari bersama berbagai aspek penting B2C, mulai dari pengertian, keunggulan, hingga cara memulainya.
Keberhasilan bisnis B2C sangat bergantung pada kemampuan Anda menjalin hubungan langsung dengan konsumen dan memberikan pengalaman berbelanja yang optimal.
Untuk memaksimalkan potensi bisnis B2C Anda, program loyalitas pelanggan menjadi salah satu kunci sukses. Bliss hadir sebagai solusi dengan menawarkan sistem manajemen loyalitas pelanggan yang mudah dan efektif.
Melalui Bliss, Anda bisa mengelola point rewards, membership levels, dan program referral dalam satu platform terintegrasi.
Ingin mencoba meningkatkan customer retention bisnis Anda? Bliss menawarkan kesempatan untuk mencoba layanan secara gratis!
Klik link ini sekarang untuk memulai uji coba gratis Bliss. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis B2C Anda dengan Bliss!
Referensi: